Industri kecil menengah (IKM) menjadi salah satu sektor usaha yang terdampak COVID-19. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, penjualan mereka anjlok hingga 90%. Mau tak mau 31.000 karyawan terkena imbasnya, yaitu dirumahkan dan kena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Untuk pemasaran IKM ini benar, mereka itu pemasarannya turun bahkan sekarang itu sampai 90%. Yang jadi masalah adalah, oke kita bantu pemasarannya, tetapi yang jadi masalah sekarang siapa yang mau beli?," kata Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam rapat dengar pendapat (RDP) virtual dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (28/4/2020).
Dia menjelaskan, ada 3,4 juta tenaga kerja yang bekerja di 987.000 IKM. Yang terdampak pandemi virus Corona ada 31.000. Mereka sudah diarahkan agar mendapat bantuan lewat program Kartu Pra Kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"3,4 juta adalah tenaga kerja yang bekerja di 987.000 IKM yang kena dampak COVID-19. Kalau list yang kami berikan untuk memperoleh Kartu Pra Kerja adalah sejumlah 31.000," jelasnya.
Tak dapat dipungkiri, dia menjelaskan barang yang laris saat ini adalah masker, alat pelindung diri (APD), kemudian makanan dan minuman. Oleh karena itu, pihaknya mencarikan solusi untuk produk yang saat ini tidak begitu laku di pasaran
"Nah kami bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan juga penyedia teknologi marketing untuk memenuhi supply chain," sebutnya.
Dia pun menjelaskan bahwa platform jual beli online (marketplace) sudah bersedia untuk membantu memasarkan produk-produk IKM dalam negeri. Sebab dia menjelaskan barang-barang hasil IKM kini menumpuk karena tidak bisa terjual.
"Untuk menindaklanjuti hasil video conference Pak Menteri (Perindustrian) dengan para marketplace, dan mereka bersedia untuk membantu pemasaran daripada produk-produk IKM yang menumpuk barangnya," tambahnya.
(toy/ara)